Omar Said Cokroaminoto, Sukarno dan Sejarah Islam Indonesia

Cokroaminoto_1

Raden Haji Omar Said Cokroaminoto
(sumber: foto-foto.com)

Lahir : 16 Agustus 1882, di Tegalsari, Ponorogo, Jawa Timur
Meninggal : 17 Desember 1934 (umur 52), di Jogjakarta, Indonesia
Pekerjaan : Guru Agama
Pasangan : Suharsikin
Anak :

  • Siti Oetari
  • Harsono Cokroaminoto

Kekerabatan :

: Sukarno (murid dan mantan menantu)
: R.M. Cokroamiseno (ayah)
: Warok R.M. Adipati Cokronegoro (kakek/datuk)
: Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo (murid)
: Musso (murid)
: Maia Estianty (cucu jauh)

RAJA JAWA TANPA MAHKOTA

Kiai / Raden Haji Omar Said Cokroaminoto (HOSC) adalah pahlawan nasional yang kurang mendapat perhatian. Pada bulan Mei 1912 beliau menubuhkan organisasi bernama Syarikat Islam (SI) yang diwarisi dari Serikat Dagang Islam yang ditubuhkan pada 1905 oleh Guru dan pemimpinnya bernama Kiyai Haji Samanhudi.

Cokroaminoto adalah anak kedua dari 12 bersaudara dari ayah bernama R.M. Cokroamiseno, salah seorang pegawai pemerintahan pada saat itu. Datuknya, R.M. Adipati Cokronegoro, juga pernah menjawat sebagai Bupati Ponorogo.

De Ongekroonde van Java’ atau “Raja Jawa Tanpa Mahkota” bernama Cokroaminoto ini adalah salah satu pelopor pergerakan Islam Merdeka di Indonesia. Tidak ramai yang tahu bahawa beliau adalah guru kepada para pemimpin-pemimpin besar di Indonesia.

Dari pemikiran beliaulah lahir berbagai macam ideologi bangsa Indonesia pada saat itu. Rumah beliau dijadikan rumah sewa tempat para pemimpin besar Indonesia menimbah ilmu daripadanya. Antara pemimpin utama itu ialah Semaoen, Alimin, Muso, Soekarno, dan Kartosuwiryo. Bahkan Tan Malaka juga pernah berguru padanya.

KAITAN COKROAMINOTO DENGAN PERJUANGAN ISLAM DAN KEMERDEKAAN INDONESIA

HOSC adalah orang yang pertama kali menolak untuk tunduk pada Belanda. Setelah ia meninggal, lahirlah warna-warni pergerakan Indonesia yang dibangun oleh murid-muridnya.

Malangnya, ketiga-tiga murid HOSC itu saling berselisih menurut paham masing-masing. Semaoen (bersama Muso dan Alimin) membawa aliran Sosialis Komunis (PKI). Soekarno membangun fahaman Nasionalis (TNI), dan Kartosuwiryo yang juga merangkap sekretaris pribadinya meneruskan perjuangan berdasarkan Islam (TII).

SMK SOKARNO

Pengaruh kekuatan politik pada saat itu memungkinkan para pemimpin yang asalnya sekawan itu saling bermusuhan hingga terjadi PEMBERONTAKAN MADIUN 1948 oleh Partai Komunis Indonesia pimpinan Muso kerana memproklamasikan “Republik Soviet Indonesia”. Soekarno mengirim pasukan elit TNI Divisi Siliwangi dan Muso selaku “abang sapaan” Soekarno itu tertembak mati pada 31 Oktober 1948.

SUKARNO KEJAM

Kemudian berlaku pertembungan terhadap Soekarno yang dikatakan berlanjutan melalui pemberontakan oleh Tentera Islam Indonesia(DI/TII) yang dipimpin oleh teman seperguruannya dengan HOSC, iaitu Sekarmaji Maridjan Kartosuwiryo (SMK).

Ada riwayat yang mengatakan pemberontakan yang diberi nama OPERASI PAGAR BETIS dengan TII itu sengaja dianjurkan secara palsu oleh inteligen Soekarno untuk memporak perandakan pasukan Tentera Islam Indonesia. Ahirnya Soekarno menjatuhkan hukuman mati kepada Kartosuwiryo, kawan seperguruannya sendiri pada 12 September 1962. Baca kisah sedih hukuman bunuh itu di sini

SMK 3

SMK 4

Gambar hukuman bunuh TNI pimpinan Soekarno terhadap teman sepengajiannya dengan HOSC iaitu Imam Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo

PETUA DAN WASIAT COKROAMINOTO

Salah satu trilogi darinya yang termasyhur adalah Setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasah. Ini menggambarkan suasana perjuangan Indonesia pada masa itu yang memerlukan tiga kemampuan utama pada seorang pejuang kemerdekaan.

Dari kesemua muridnya yang paling HOSC sukai adalah Soekarno hingga dinikahkan Soekarno dengan anaknya, Siti Oetari sebagai isteri pertama Soekarno. Bagaimana Siti diceraikan semula oleh Soekarno yang mengakui sendiri bahawa beliau memang suka perempuan.

Pesan HOSC kepada murid-muridnya ialah “Jika kalian ingin menjadi Pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan berbicaralah seperti orator”. Perkataan ini membius murid-muridnya hingga membuat Soekarno setiap malam berteriak belajar pidato hingga membuat kawannya, Muso, Alimin, Kartosuwiryo, Darsono, dan yang lainnya terbangun dan tertawa menyaksikannya.

HOSC meninggal di Yogyakarta, Indonesia pada 17 Desember 1934 pada umur 52 tahun. Ia dimakamkan di TMP Pekuncen, Yogyakarta, setelah jatuh sakit sehabis mengikuti Kongres SI di Banjarmasin.

SUMBER: Dari Wikipedia bahasa Indonesia, blog INSPIRASI dan lain-lain