Bantu Rohingya, Kapal Perang Turki ke Perairan Asia Tenggara

Ahmet Davutoglu memelik warga Rohingya. Sementara Emine Erdogan (Istri Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan) terlihat menangis

LINTAS NASIONAL – TURKI, Pemerintah Turki ikut serta berperan menyelamatkan Muslim Rohingya yang terdampar di perairan Asia. Sebuah kapal militer Turki sudah menjalankan tugasnya di perairan Asia Tenggara mencari pengungsi yang melarikan diri dari Myanmar.

“Pemerintah telah menginstruksikan kapal militer Turki di wilayah tersebut dan bergabung dengan upaya internasional membantu para pengungsi Rohingya,” kata Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu Rabu, 20 Mei 2015.

Ratusan pengungsi Rohingya dilaporkan berlayar ke perairan teritorial Thailand di Laut Andaman sejak awal bulan ini. Selain itu banyak pula yang menuju Malaysia dan Indonesia untuk mencari tempat tinggal setelah konflik di negaranya.

PBB memperkirakan ribuan pengungsi masih berada di laut lepas. Mereka juga ditipu dan ditinggalkan penyelundup manusia yang awalnya memfasilitasi mereka melarikan diri dari negaranya.

Menurut data yang dirilis Komisi Tinggi PBB untuk pengungsi, lebih dari 25 ribu etnis Rohingya melarikan diri dari Myanmar dalam tiga bulan terakhir. (Rol)

 

Emine Erdogan Tak Kuasa Menahan Tangis di Myanmar

“Assalamu’alaikum..,” kata warga Rohingya menyambut kedatangan rombongan Turki.

Emine Erdogan Tak Kuasa Menahan Tangis di Myanmar

 

Terkait

Hidayatullah.com—Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu dan istri perdana menteri Turki Emine Erdogan hari Jumat (10/8/2012) mengunjungi Muslim Rohingya di kamp pengungsian Banduba di negara bagian Arakan (Rakhine), Myanmar.

Selain PBB, bantuan yang diserahkan Turki itu merupakan bantuan dari negara asing pertama yang sampai kepada pengungsi Rohingya, lansir Today’s Zaman.

Dalam kunjungan itu, Davutoglu dan Emine Erdogan mendapatkan penjelasan dari Bulan Sabit Merah Turki (TRC) tentang kondisi kamp pengungsi tersebut.

Menurut TRC, di tempat itu terdapat 8.532 orang pengungsi dan saat ini membutuhkan 801 tenda.

Saat ditanya Davutoglu tentang masalah terbesar yang dihadapi pengungsi, TRC mengatakan bahwa penghuni kamp tersebut kesulitan mendapatkan akomodasi yang layak dan menderita kekurangan gizi.

Istri PM Erdogan menangis

Dalam rekaman video yang diunggah ke YouTube, tampak Emine Erdogan tidak kuasa menahan tangis ketika Davutoglu berdialog dengan salah seorang pengungsi dengan bantuan penterjemah.

Davutoglu menanyakan apa yang dibutuhkan oleh pengungsi. Dijawab oleh seorang pria Rohingya, “Kami membutuhkan bantuan.”

“Kami ingin mendapatkan bantuan Anda,” katanya menegaskan sambil menangis.

Pada saat yang sama, Emine Erdogan yang duduk di kursi sebelah kiri Davutoglu terlihat berlinangan air mata. Ia terus mengusap mata dan hidungnya dengan selembar tissue putih.

“Kami mengucapkan terima kasih dan kami sangat bahagia melihat Anda berkunjung ke sini,” kata pria itu, setelah mendengar jawaban Davutoglu bahwa mereka bersama-sama akan membantu pengungsi.

Davutoglu dan pria Rohingya itu kemudian berpelukan. Terdengar kata “Allah…” saat pria itu memeluk erat Davutoglu sambil menangis.

Emine Erdogan kembali tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. Sembari sedikit menolehkan wajah, istri PM Turki Recep Tayyip Erdogan itu, meletakkan telapak tangan kanannya di depan mulut untuk menahan tangis.

Di jalanan, Muslim Rohingya tampak berbaris menyambut iring-iringan kendaraan rombongan dari Turki itu. Mulai dari anak-anak kecil sampai orang tua, pria dan wanita, melambai-lambaikan tangan memberi penghormatan.

“Assalamu’alaikum..,” kata mereka bergantian seraya tersenyum sambil berbaris di tepi jalan. Mereka seperti tidak peduli meskipun harus berbasah-basahan karena hujan.

Ketika Davutoglu menyerahkan bantuan, pengungsi wanita mendekati Emine Erdogan. Mereka pun berpelukan erat sambil menangis. Lihat videonya di link ini: http://www.youtube.com/watch?v=MEfniqNel0g

Kunjungi warga Buddhis

Setelah mengunjungi kamp pengungsi Muslim Rohingya, Davutoglu dan rombongan mendatangi kamp pengungsi warga Buddhis.

Di tempat itu rombongan dari Ankara tersebut juga membagikan paket bantuan.

Davutoglu menyatakan bahwa semua orang memiliki hak yang sama dan ia berharap melihat warga Muslim dan Buddhis hidup berdampingan dengan damai.

Menteri Luar Negeri Turki itu juga menyampaikan salam dari rakyat Turki untuk rakyat Myanmar dan menegaskan bahwa Bulan Sabit Merah Turki akan terus menyalurkan bantuan kepada masyarakat.

Menurut data resmi, Myanmar memiliki populasi 55 juta jiwa, di mana 90 persen beragama Buddha dan 10 persen Muslim.

Sementara itu, lapor Today’s Zaman, Direktorat Manajemen Bencana dan Keadaan Darurat di Kantor Kementerian Perdana Menteri Turki (AFAD) menyatakan bahwa sampai saat ini jumlah bantuan untuk Muslim Myanmar yang berhasil dikumpulkan mencapai TL3,4 juta.

AFAD mengucapkan terima kasih kepada rakyat Turki atas dukungan mereka kepada saudara-saudaranya yang menderita akibat perang sipil, pembantaian etnis dan kemiskinan di wilayah Arakan, Myanmar.*

Rep: Ama Farah

Editor: Dija